Nama : Rizki Purnama
Kelas :13.4A.01
NIM :13181076
RESENSI FILM
1.The
Pursuit of Happyness (2006)
2. Lady
Bird (2017)
3.
Frances Ha (2012)
4.
Whiplash (2014)
5. The
Shawshank Redemption (1994)
The Pursuit of Happyness (2006)
Saya
dapat memetik beberapa pelajaran penting dari film ini yang merupakan kisah
nyata dari seseorang yang berjuang dari nol hingga mencapai impiannya.
· Anything
is Possible atau segala sesuatu itu mungkin. Kalau
kita ditanya berapa besar peluang seseorang yang tidak punya rumah, tinggal di
jalanan dan punya seorang anak yang harus dijaga dapat menjadi seorang pialang
saham yang sukses dan kemudian memiliki perusahaan pialang saham yang sukses?
Kita akan secara jujur akan bilang peluangnya nol / tidak ada. Tetapi kisah
Chris Gardner membuktikan
jika impian dan goal yang ingin dicapai begitu jelas dan kita benar-benar
menginginkannya, kesulitan dan tantangan apapun bisa diatasi.
· Untuk
mencapai sukses, jangan buat alasan atas kegagalan kita dan menyalahkan situasi
atau orang lain, tetapi ambil tanggung jawab pribadi untuk mengatasi kesulitan
yang ada. Chris punya segudang alasan dan alibi untuk kegagalannya.
Dia bisa saja menyalahkan istrinya yang tidak mendukung dan meninggalkannya.
Dia bisa saja menyalahkan orang yang menawarkan peluang alat kedokteran yang
membuat dirinya bangkrut. Dia bisa saja menyalahkan Tuhan atas nasib jeleknya.
Dia bisa saja menyalahkan pemerintah yang tidak membantunya. Tetapi Chris tidak
membuat semua alasan tersebut. Dia mengambil tanggung jawab dan mengambil
tindakan untuk merubah nasibnya. Banyak orang hanya berkeluh kesah dengan
situasi yang ada, tetapi seorang pemenang akan ambil tindakan untuk merubah
situasi yang ada.
· Dalam
hidup, kita harus mengambil banyak keputusan dan kadang kala keputusan yang
kita ambil adalah keputusan yang salah. Itu wajar, sadarilah hal itu!
Hanya ada satu orang yang tidak pernah membuat keputusan yang salah dalam
hidupnya, siapakah orang itu? Orang yang tidak pernah mengambil
keputusan! Untuk sukses, kita perlu berani mengambil keputusan. Jika
salah, so what? Kita belajar dari kesalahan itu dan lalu ambil keputusan lain
yang lebih baik. Itulah cara kerja kehidupan.
· Lakukanlah
pekerjaan / karir yang Anda senangi dan cintai. Saat Anda melakukan
pekerjaan yang Anda senangi, Anda menjadi magnet dan membuat alam semesta
mendukung Anda untuk berkembang dengan pesat. Dari buku dan interview yang
dilakukan ke Chris Gardner yang asli, dia mengungkapkan betapa dia sejak awal
sangat menyenangi segala sesuatu tentang pasar modal. Suasana, kecepatan,
kompetisi dan kesenangan yang didapat dari klien yang puas membuat dirinya
tertarik untuk terjun total di pasar modal. Jadi temukanlah karir atau
bisnis yang Anda cintai, alam semesta akan mendukung Anda!
Lady
Bird
Lady Bird sebenarnya
memiliki cerita sederhana. Kehidupan remaja dengan segala permasalahan sudah
berulang kali diangkat oleh sejumlah film Hollywood. Pendekatannya pun
berbeda-beda dari genre komedi, drama percintaan hingga horor.
Lantas apa yang
membuat Lady Bird istimewa hingga layak masuk nominasi Oscar?
Kuncinya terletak pada penggarapan sutradara sekaligus penulis Greta Gerwig.
Perempuan berusia 34 tahun ini mampu menggabungkan berbagai macam elemen
penceritaan dengan pas.
Lady Bird dihiasi
unsur komedi satir, drama emosional, dan twist mengejutkan.
Semua muncul secara bergantian tanpa terkesan berlebihan. Ini karena Greta
Gerwig mampu menampilkan suasana lingkungan yang wajar layaknya dunia nyata.
Kepiawaian Greta
Gerwig didukung oleh jajaran pemain dengan akting kuat. Saoirse Ronan mampu
mengundang simpati meski tingkah Lady Bird terkadang sulit dipahami. Begitu
pula Laurie Metcalf.
Duet Saoirse Ronan dan
Laurie Metcalf menciptakan deretan momen manis, lucu sekaligus mengharukan
dalam Lady Bird. Aksi mereka menjadi anak dan ibu terasa
meyakinkan. Isu mereka pun mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga
mampu menyentuh hati penonton.
Frances Ha (2012)
Film
yang Menginspirasi Namun Tidak Dramatis
Frances sebagai pemeran utama bukanlah karakter dengan
figur kuat dan inspiratif. Ia digambarkan sama seperti kebanyakan dari orang
yang tidak bersemangat karena telah digerus oleh kehidupan yang semakin sulit
pada usianya yang sudah menginjak 27 tahun. Dia memang keras kepala dan sangat
konsisten dalam mimpinya sebagai seorang penari, namun tidak banyak hal
“spektakuler” yang ia lakukan untuk memperjuangkan hal tersebut.
Film ini sangat cocok buat kita yang sudah lelah
dengan figur “sempurna” yang entah kenapa selalu berhasil meraih mimpinya pada
akhir cerita hanya karena bersifat baik dan pantang menyerah.
Frances merupakan karakter yang lebih realistis dan
membuat kita merasa memahami perjuangannya menjalani hari demi hari dengan
passion yang semakin ditekan oleh tuntunan hidup menurut standar orang
“normal”.
Masalah dan kesulitan yang dihadapi tokoh utama
sepanjang film juga tidak terlalu berlebihan atau fatal. Mulai dari kesulitan
membayar tagihan apartemen, hingga dilema mengambil pekerjaan yang tidak sesuai
dengan passion-nya. Terdengar sangat familiar dengan masalah yang kita hadapi
setiap hari, bukan? Hingga pada akhirnya, setelah menonton film ini, kita akan
menghela nafas dan mampu berkata; semua akan baik-baik saja.
Memiliki
Fase yang Lambat dan Produksi yang Minimalis
Frances Ha merupakan salah satu film drama dengan fase
cerita yang cukup lambat tanpa plot twist maupun kejutan dalam bentuk apapun.
Alur cerita maju yang bertahap juga dihadirkan secara kronologis dan sangat
sederhana, sesederhana kehidupan nyata orang biasa.
Setiap dialog yang dihadirkan juga terlihat sangat
natural, membuat film ini tampak seperti dokumenter kehidupan manusia di kota
New York. Dimana New York merupakan kota sibuk yang dihuni oleh para pemimpi,
mengharapkan kehidupan modern yang mewah dan karir yang sukses. Cerita ini bisa
disamakan dengan setiap orang di dunia ini yang memiliki mimpi untuk merantau
di kota besar. Misalnya Paris untuk mereka yang tinggal di Perancis, hingga
Jakarta bagi kita yang tinggal di Indonesia.
Whiplash (2014)
"There
are no two words in the English language more harmful than good job."
(Tidak ada dua kata dalam bahasa Inggris yang lebih berbahaya selain 'kerja
bagus').
Kalimat tidak simpatik itu diucapkan oleh Terrence Fletcher (diperankan oleh J.K. Simmons) untuk menerangkan mengenai metode mengajar yang dilakukan olehnya, dalam film "Whiplash" yang mendapatkan nominasi beberapa kategori dalam ajang Academy Awards.
Terrence merupakan seorang konduktor di Shaffer Conservatory, yang dalam film berdurasi 106 menit itu dinyatakan sebagai sekolah musik paling prestisius yang terdapat di kota New York, Amerika Serikat.
Namun, kesuksesan yang diperoleh oleh studio band yang dipimpin Terrence, diraih dengan kekerasan baik secara fisik, verbal, hingga psikologis yang dilakukan oleh Terrence.
Hal tersebut juga dialami oleh Andrew Neiman (Miles Teller), siswa jurusan jazz tahun pertama yang mendalami instrumen perkusi yaitu drum di Shaffer Conservatory. Andrew merupakan pemain drum yang ambisius yang telah bermain sejak usia masih kanak-kanak dan memiliki idola pemain drum temperamental yang dinilai terhebat sepanjang masa, Buddy Rich. Dengan latihan yang terus-menerus yang dilakukan sendirian oleh Andrew, hal itu menarik perhatian Terrence yang mengajaknya menjadi bagian dari band intinya yang akan berkompetisi.
Namun, latihan yang dilakukan Andrew dalam sekejap berubah menjadi seperti berlatih di neraka. Tidak hanya cercaan dan hinaan, Terrence bahkan hingga melemparkan bangku kepada Andrew hanya karena dinilai tidak mengikuti tempo yang sesuai. Masih merasa belum cukup dengan itu, Terrence juga menampar pipi Andrew hanya agar dia bisa menentukan apakah tempo yang dimainkannya terlalu cepat atau terlalu lambat.
Pelatihan yang sadistik oleh Terrence biasanya akan membuat orang normal yang memiliki harga diri dan martabat memutuskan untuk keluar dan tidak mau dilatih ala Nazi.Tetapi, Andrew yang sangat ambisius malah meningkatkan tempo latihannya hingga tangannya berdarah-darah, hanya dengan tujuan dapat memuaskan kemauan Terrence.
Walhasil, latihan (dapat dikategorikan penyiksaan diri sendiri) yang dilakukan Andrew membuahkan hasil karena Shaffer Conservatory memenangkan kompetisi lokal dengan drum yang dimainkan oleh Andrew.
Bagi pelatih yang simpatik maka akan melakukan apresiasi kepada para pemainnya, tetapi konduktor yang psikopat seperti Terrence tetap terus meneruskan kekejamannya dalam berlatih. Hal tersebut karena dia percaya bahwa pujian sama sekali tidak akan meningkatkan kinerja seseorang, tetapi seseorang harus didorong hingga batas maksimal untuk dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Terrence bahkan memasukkan Ryan (Austin Powell) sebagai salah satu pemain drum untuk memanas-manasi Andrew agar dapat bermain lebih baik.
Pada kompetisi berikutnya, Andrew mengalami musibah. Bus kota yang mengantarnya ke kota tempat kompetisi berjalan ternyata mogok di tengah jalan. Karena tidak menemukan satu pun transportasi publik, Andrew memutuskan untuk menyewa mobil dan menyetirnya sendiri ke tempat kompetisi itu berlangsung. Akibat kesal mendengar kabar bahwa tempatnya akan digantikan oleh Ryan, Andrew yang sedang menyetir menjadi emosi dan tertabrak oleh truk di perempatan jalan.
Dengan wajah dan tubuh yang masih berdarah-darah, Andrew memaksakan diri untuk ikut berkompetisi. Dengan luka di sekujur tubuh, dia tidak dapat berkonsentrasi dan stik drumnya terjatuh beberapa kali.
Setelah dipermalukan kembali oleh Terrence, Andrew yang kesabarannya sudah habis memutuskan untuk menyerang Terrence yang mengakibatkan Andrew dikeluarkan dari Shaffer Conservatory.
Namun, kisah itu tidak berhenti sampai di situ. Orangtua Andrew menemukan pengacara yang berhasil mengetahui bahwa cara mendidik yang dilakukan oleh Terrence ternyata pernah membuat mantan muridnya menjadi frustrasi dan bunuh diri. Dengan pengacara itu membuat gugatan yang juga berdasarkan laporan Andrew, Terrence akhirnya juga dipecat dan dilarang untuk mengajar di Shaffer Conservatory.
Kisah yang bernuansa gelap ini tidak berakhir di sini, karena meski awalnya digambarkan Andrew tidak lagi bermain drum setelah kejadian di Shaffer, ternyata Andrew kembali bertemu dengan Terrence. Dan klimaks dari film yang disutradarai Damien Chazelle itu menampilkan penampilan yang kemungkinan besar mengejutkan dan tidak disangka-sangka oleh para penonton film.
Cerita yang mendasari film "Whiplash" ini terinspirasi dari pengalaman pribadi yang pernah dirasakan Damien saat dia masih duduk di bangku SMA dan bermain di band jazz yang dituturkannya "sangat kompetitif". Berdasarkan pengalaman pribadi itu, dituangkanlah dalam skenario yang disimpan Damien bertahun-tahun karena skenario itu sangat pribadi bagi dirinya Namun, setelah "Whiplash" berhasil difilmkan ternyata mendapatkan tanggapan positif dari banyak kritikus.
Dalam ajang Academy Awards yang dikenal dengan piala Oscarnya, "Whiplash" mendapatkan lima nominasi, yaitu Film Terbaik, Aktor Pembantu Terbaik (untuk J.K. Simmons), Skenario Adaptasi Terbaik (untuk Damien yang selain sutradara juga tercatat sebagai penulis skenario), Penyuntingan Terbaik, dan Tata Suara Terbaik. (*)
Kalimat tidak simpatik itu diucapkan oleh Terrence Fletcher (diperankan oleh J.K. Simmons) untuk menerangkan mengenai metode mengajar yang dilakukan olehnya, dalam film "Whiplash" yang mendapatkan nominasi beberapa kategori dalam ajang Academy Awards.
Terrence merupakan seorang konduktor di Shaffer Conservatory, yang dalam film berdurasi 106 menit itu dinyatakan sebagai sekolah musik paling prestisius yang terdapat di kota New York, Amerika Serikat.
Namun, kesuksesan yang diperoleh oleh studio band yang dipimpin Terrence, diraih dengan kekerasan baik secara fisik, verbal, hingga psikologis yang dilakukan oleh Terrence.
Hal tersebut juga dialami oleh Andrew Neiman (Miles Teller), siswa jurusan jazz tahun pertama yang mendalami instrumen perkusi yaitu drum di Shaffer Conservatory. Andrew merupakan pemain drum yang ambisius yang telah bermain sejak usia masih kanak-kanak dan memiliki idola pemain drum temperamental yang dinilai terhebat sepanjang masa, Buddy Rich. Dengan latihan yang terus-menerus yang dilakukan sendirian oleh Andrew, hal itu menarik perhatian Terrence yang mengajaknya menjadi bagian dari band intinya yang akan berkompetisi.
Namun, latihan yang dilakukan Andrew dalam sekejap berubah menjadi seperti berlatih di neraka. Tidak hanya cercaan dan hinaan, Terrence bahkan hingga melemparkan bangku kepada Andrew hanya karena dinilai tidak mengikuti tempo yang sesuai. Masih merasa belum cukup dengan itu, Terrence juga menampar pipi Andrew hanya agar dia bisa menentukan apakah tempo yang dimainkannya terlalu cepat atau terlalu lambat.
Pelatihan yang sadistik oleh Terrence biasanya akan membuat orang normal yang memiliki harga diri dan martabat memutuskan untuk keluar dan tidak mau dilatih ala Nazi.Tetapi, Andrew yang sangat ambisius malah meningkatkan tempo latihannya hingga tangannya berdarah-darah, hanya dengan tujuan dapat memuaskan kemauan Terrence.
Walhasil, latihan (dapat dikategorikan penyiksaan diri sendiri) yang dilakukan Andrew membuahkan hasil karena Shaffer Conservatory memenangkan kompetisi lokal dengan drum yang dimainkan oleh Andrew.
Bagi pelatih yang simpatik maka akan melakukan apresiasi kepada para pemainnya, tetapi konduktor yang psikopat seperti Terrence tetap terus meneruskan kekejamannya dalam berlatih. Hal tersebut karena dia percaya bahwa pujian sama sekali tidak akan meningkatkan kinerja seseorang, tetapi seseorang harus didorong hingga batas maksimal untuk dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Terrence bahkan memasukkan Ryan (Austin Powell) sebagai salah satu pemain drum untuk memanas-manasi Andrew agar dapat bermain lebih baik.
Pada kompetisi berikutnya, Andrew mengalami musibah. Bus kota yang mengantarnya ke kota tempat kompetisi berjalan ternyata mogok di tengah jalan. Karena tidak menemukan satu pun transportasi publik, Andrew memutuskan untuk menyewa mobil dan menyetirnya sendiri ke tempat kompetisi itu berlangsung. Akibat kesal mendengar kabar bahwa tempatnya akan digantikan oleh Ryan, Andrew yang sedang menyetir menjadi emosi dan tertabrak oleh truk di perempatan jalan.
Dengan wajah dan tubuh yang masih berdarah-darah, Andrew memaksakan diri untuk ikut berkompetisi. Dengan luka di sekujur tubuh, dia tidak dapat berkonsentrasi dan stik drumnya terjatuh beberapa kali.
Setelah dipermalukan kembali oleh Terrence, Andrew yang kesabarannya sudah habis memutuskan untuk menyerang Terrence yang mengakibatkan Andrew dikeluarkan dari Shaffer Conservatory.
Namun, kisah itu tidak berhenti sampai di situ. Orangtua Andrew menemukan pengacara yang berhasil mengetahui bahwa cara mendidik yang dilakukan oleh Terrence ternyata pernah membuat mantan muridnya menjadi frustrasi dan bunuh diri. Dengan pengacara itu membuat gugatan yang juga berdasarkan laporan Andrew, Terrence akhirnya juga dipecat dan dilarang untuk mengajar di Shaffer Conservatory.
Kisah yang bernuansa gelap ini tidak berakhir di sini, karena meski awalnya digambarkan Andrew tidak lagi bermain drum setelah kejadian di Shaffer, ternyata Andrew kembali bertemu dengan Terrence. Dan klimaks dari film yang disutradarai Damien Chazelle itu menampilkan penampilan yang kemungkinan besar mengejutkan dan tidak disangka-sangka oleh para penonton film.
Cerita yang mendasari film "Whiplash" ini terinspirasi dari pengalaman pribadi yang pernah dirasakan Damien saat dia masih duduk di bangku SMA dan bermain di band jazz yang dituturkannya "sangat kompetitif". Berdasarkan pengalaman pribadi itu, dituangkanlah dalam skenario yang disimpan Damien bertahun-tahun karena skenario itu sangat pribadi bagi dirinya Namun, setelah "Whiplash" berhasil difilmkan ternyata mendapatkan tanggapan positif dari banyak kritikus.
Dalam ajang Academy Awards yang dikenal dengan piala Oscarnya, "Whiplash" mendapatkan lima nominasi, yaitu Film Terbaik, Aktor Pembantu Terbaik (untuk J.K. Simmons), Skenario Adaptasi Terbaik (untuk Damien yang selain sutradara juga tercatat sebagai penulis skenario), Penyuntingan Terbaik, dan Tata Suara Terbaik. (*)
The Shawshank Redemption
The
Shawshank Redemption adalah film tahun 1994 yang diadaptasi dari sebuah cerita
pendek karya pengarang Stephen King. Kisahnya bermula, saat seorang bankir muda
yang tengah naik karirnya, Andy Dufresne (Tim Robbins), divonis hukuman penjara
dua kali seumur hidup oleh pengadilan. Berdasarkan bukti yang diketemukan,
menunjukkan bahwa dia adalah pembunuh istrinya dan juga pria yang menjadi
selingkuhannya. Kemudian dia dikirim ke penjara sadis bernama Shawshank Prison
di bawah kepemimpinan Sipir Samuel Norton (Bon Gunton).
Malam
pertama di penjara, teman yang dibawa bersama dirinya tewas dihajar oleh
penjaga keamanan. Semua berlanjut hingga menjadikan Andy seolah terisolasi,
menjadi sangat pendiam. Baru sebulan setelah itu, dia mulai berkenalan dengan
narapidana seumur hidup lainnya, Ellis “Red” Redding (Morgan Freeman). Red,
seorang napi yang sudah puluhan kali dikabarkan akan menerima pembebasan, namun
nyatanya hanyalah bualan saja dari petugas penjara, selalu “rejected” ditolak.
Red memiliki keahlian dalam hal mengatur penyelundupan barang ke penjara. Dan
dari sini lah, persahabatan dimulai setelah Red berhasil menyelundupkan barang
yang diinginkan Andy, berupa palu kecil untuk menuruti kesukaan nya pada
koleksi batu .
Di
awal-awal, Andy menjadi bulan-bulanan napi homoseks. Hingga akhirnya, kepala
napi tadi disiksa hingga tak bisa lagi berjalan. Belajar dari kecemerlangannya
di masa dia menjadi bankir, Andy mulai mendapat kepercayaan dari penjaga penjara,
Hadley, untuk meminimalisasi pembayaran pajak secara legal.
Kisahnya
berlanjut dengan banyaknya penjaga penjara penjara lain yang meminta bantuan
kepada Andy untuk menyelesaikan permasalahan finansialnya, termasuk Sipir
Norton. Semua berjalan dengan amat baik, meski sesungguhnya, Andy pun memiliki
rencana sendiri yang dirahasiakan kepada siapapun, kecuali Red.
Tak
hanya itu, Andy mulai berulah dengan mencoba mengembangkan perpustakaan penjara
bersama penjaga perpus tua bernama Brooke. Ulahnya terkadang membuatnya harus
tinggal di lubang penjara yang amat menjiikkan.
Hingga
suatu saat, ada seorang napi baru yang nampaknya mengerti fakta sesungguhnya
dari pembunuhan yang dituduh kan kepada Andy. Konflik mulai terbentuk antara
Andy dengan Norton. Andy pun sempat dipenjarakan di lubang selama 2 bulan.
Selepas
keluar dari lubang, Andy menjadi cukup geram terhadap Norton. Namun sebagai
orang yang berpendidikan, Andy memiliki cara yang lain untuk membalas apa yang
terjadi pada dirinya. Sebuah rencana yang tak diketahui oleh siapapun. Hanya
Red yang sempat diberi kan klue, tapi Red pun tak cukup mengetahuinya. Semua
dijalankan andi dengan sangat rapi hingga akhirnya sebuah kegemparan besar
terjadi di penjara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar